LISTINGNUSANTARA.COM, BONE-Berbagai keluhan mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UNIM) Bone terhadap manajemen kampus mulai mencuat, Dimana mahasiswa selain dibebankan untuk membayar Sumbangan Pengembangan Pendidikan (SPP) setiap semesternya juga harus membayar biaya tambahan seperti Penyelenggaraan Pendidikan (BPP) untuk biaya pembangunan.
Namun mahasiswa mengeluh dikarenakan pembayaran yang ia keluarkan dinilai tidak rasional dengan realitas yang ada, sebut saja pembayaran merangkak namun pembangunan secara fisik tidak terlihat.
Salah seorang mahasiswa berinisial IP mengatakan pembayaran Biaya Penyelenggaraan Pendidikan (BPP) dengan jumlah cukup tinggi, seharusnya sudah tersedia ruang baru yang di bangun pihak kampus untuk kegiatan belajar.
Namun tidak demikian, Padahal pembayaran BPP diketahui mahasiswa tersebut diperuntukan untuk pembangunan kampus jika ditotal selama 4 Tahun terakhir mencapai Miliaran juta rupiah
“Seharusnya sudah ada ruangan yang dibangun karena ada prodi dengan BPP Rp. 1,7 Juta per siswa dan ada Rp. 3 Juta namun sampai saat ini tidak ada yang nampak dan saya menduga ada lahan bisnis di kampus UNIM Bone “. Ucap IP dengan nasa kesal
IP. Menilai jika dilihat dari jumlah mahasiswa setiap tahunnya, sudah ada ribuan mahasiswa di kampus UNIM Bone yang terdaftar, akan tetapi dari tahun ketahun ruangan belajar tidak satu pun bertambah.
“Pada Tahun 2019 kurang lebih 200 mahasiswa yang terdaftar di kampus UNIM Bone dan tahun 2020 sebanyak 300 mahasiswa, tahun 2021 sebanyak sebanyak 300 Mahasiswa dan 2022 sebanyak 600 mahasiswa, jika di totalkan semua selama 4 tahun ada 1.400 mahasiswa,sementara pembangunannya saja minim.” Kunci IP yang diminta namanya disamarkan
Senada yang disampaikan mahasiswa lain, berinisial AR mengatakan jika melihat dari Visi Misi UNIM Bone harusnya sudah di bangun beberapa ruangan sehingga mahasiswa lebih giat dalam belajar demi mencapai tujuan kampus.
“Visi Misi kampus sangat jelas untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi yang bermutu,namun untuk mengadakan kegiatan belajar mengajar saja terkadang jadwalnya berbenturan dengan prodi lain sehingga ruangan yang harusnya dipakai tidak jadi dipakai karena menunggu prodi lain selesai diruangan itu “. Kuncinya