LISTINGNUSANTARA.COM, Bulukumba —Gerakan Mahasiswa dan Pemuda untuk rakyat (Gempur) melakukan unjuk rasa di depan kantor Satlantas Kabupaten Bulukumba, Rabu 11 Mei 2022.
Aksi tersebut dilakukan Mahasiswa dan Pemuda Bulukumba berang melihat kinerja Polisi Lalu Lintas (Polantas) Polres Bulukumba tidak efektif.
Koordinator Lapangan Aksi, Syahibatul Hamdi menyampaikan dalam orasinya bahwa aksi tersebut dilakukan karena banyaknya permasalahan lalu lintas yang dibiarkan begitu saja, sehingga tidak ada tindakan yang jelas dari pihak kepolisian Satlantas Bulukumba. Mulai dari kemacetan di sepanjang jalan samratulangi yang menyebabkan banyaknya parkiran liar dan bongkar muat di luar jam yang telah ditetapkan.
“Belum lagi terminal bayangan yang ada di kelurahan Bintarore yang tidak pernah ditindak lanjuti dan beberapa titik traffic light yang tidak berfungsi secara maksimal. Yang kami takutkan kepada pengendara banyak nantinya yang mengalami kecelakaan,” jelasnya.
Lanjut Hamdi mengatakan bahwa pihak satuan lalu lintas tidak serius dalam menangani permasalahan lalu lintas tersebut yang seakan – akan meninabobokan masyarakat Bulukumba. Harusnya pihak Satlantas melakukan normalisasi tentang keadaan lalu lintas yang terjadi saat ini.
“Kami meminta dan mendesak pihak Satlantas untuk memassifkan dan menertibkan sosialisasi tentang larangan parkir liar serta bongkar muat yang tidak sesuai dengan jam yang ditentukan dan terminal bayangan yang ada di kelurahan bintarore. Jika tak sanggup melakukan itu, lebih baik mundur saja dari jabatannya,”tegasnya.
Selain itu, KBO Satlantas Bulukumba, Iptu Anwar menyampaikan dalam video durasi 2 menit bahwa sudah ada 2 personel dari lantas dan 2 dari dishub yang di tugaskan untuk menangani kemacetan yang ada di terminal. Cuman kendalanya di jalur dua tersebut sudah padat kendaraan apalagi ketika ada mobil yang memutar di depan toko gunung sari itu sudah pasti mengalami kemacetan.
“Kami sudah berupaya untuk mengurangi kemacetan dek, tapi kami sudah tugaskan personel lalu lintas dan dishub untuk mengatur itu. Namun apalah daya kami hanya manusia biasa dek,” tuturnya.
Tambahnya, ia pun menyarankan kepada para unjuk rasa untuk menyampaikan hal ini kepada Dinas perdagangan. Dulu itu bongkar muat sayur itu berada di pasar cekkeng. Namun setelah dipindahkan di pasar sentral maka terjadilah penumpukan kendaraan yang menimbulkan kemacetan.
“Terkait terminal bayangan itu di kelolah sepenuhnya oleh organda,” tandasnya.