LOKAL  

Kisah Pilu Petani di Bone, Gigit Jari Akibat Padi Terendam Banjir

LISTINGNUSANTARA.COM,BONE,–Kisah pilu yang dialami petani di sejumlah titik  di Kabupaten Bone, di akibatkan curah hujan  tinggi, yang mengguyur di daerah ini beberapa hari yang lalu, merendam sejumlah sawah dengan padi siap panen milik warga.

Kondisi ini, membuat para petani di daerah ini terpaksa harus gigit jari, lantaran jumlah gabah yang dihasilkan lebih sedikit, Selain itu, kualitas gabah yang menurun akibat banjir membuat harga jual menjadi murah dan anjlok.

“Kami terpaksa menjual dengan harga yang murah karena kualitas gabah memang rusak,” Terang seorang petani di Kecamatan Cenrana  Suhartang, Senin, (30/08/2021). 

Kata Suhartang, akibat curah hujan tinggi yang  merendam sawah miliknya, mengakibatkan  harga padi setiap karungnya menurun 20 hingga 30 persen dari panen sebelumnya.

Baca juga:  Pemkab Sinjai Terima Penghargaan Program Kampung Iklim Dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

“Karena kondisi gabah yang kurang baik membuat para juragan terpaksa harus membeli murah, bahkan dalam satu karung gabah besar ada pemotongan mulai dari 20 hingga 30 kg,” tuturnya. 

Selain itu, kata ia, akibat banjir selain hanya menyisahkan gabah berkualitas buruk, proses panen padi yang terendam juga menyulitkan petani, yang biasanya ia bisa selesaikan satu hari menggunakan alat modern terpaksa harus menunggu dua atau tiga hari. 

“Untuk panennya biasanya selesai dalam waktu satu hari ini harus menunggu beberapa hari, ditambah gabah terus diguyur hujan akan berdampak pada kualitas,” tandasnya.

Senada yang dikatakan petani lainnya Asri menuturkan,  padi yang sudah dipanen beberapa hari lalu, saat ini sulit untuk dijemur karena hujan yang turun setiap hari sehingga padi dengan kualitas bagus sulit didapat.  

Baca juga:  Hadiri HUT TNI Secara Virtual Wabub Sinjai Berikan Ucapan Slamat Kepada TNI

“Hampir setiap hari turun hujan sehingga kami kesulitan untuk menjemur gabah. Gabah basah akan berpengaruh pada harga karena kualitas beras yang akan dihasilkan kurang bagus” katanya,

Ia khawatir, gabah yang tidak kering karena kurangnya sinar matahari akhir akhir ini mengakibatkan gabah akan menghitam dan membusuk sehingga terpaksa harus dijual lebih murah lagi.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *