LISTINGNUSANTARA.COM, SINJAI— Isu pemanasan glob adalah hal yang menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Sinjai, untuk mengurangi pemanasan global itu, Pemkab tiap tahun telah membentuk Program Kampung Iklim (Proklim).
Proklim merupakan program yang dicanangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) sejak 2016 lalu. Program tersebut ditindaklanjuti oleh Pemkab Sinjai dengan membuat kampung-kampung iklim.
Program tersebut bertujuan untuk melakukan mitigasi dan adaptasi pada perubahan iklim, sehingga nantinya diharapkan masyarakat mampu dan tangguh menghadapi perubahan iklim secara ekonomi dan pelestarian hidup.
Pembentukan proklim ini juga merupakan salah satu program unggulan Pemkab Sinjai yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2018-2023 di bidang lingkungan hidup.
Kepala Bidang Pengendalian, Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Sinjai Andi Sinar saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (21/9/2021) mengatakan bahwa berdasarkan target RPJMD, ada 5 kampung iklim yang dibentuk. Namun realisasi hingga saat ini sudah ada 10 proklim yang terbentuk dan mendapatkan penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup.
“Semula bapak Bupati Sinjai menargetkan ada 5 kampung iklim, Alhamdulillah sekarang sudah ada 10 proklim terbentuk dan mendapatkan penghargaan dan sertifikat kategori utama dari Kementerian Lingkungan Hidup,” jelasnya.
Kampung iklim ini tersebar di 7 kecamatan masing-masing ada 3 kampung iklim di Kecamatan Sinjai Timur, 2 proklim di Sinjai Selatan, serta masing-masing 1 mapung iklim di Kecamatan Sinjai Utara, Bulupoddo, Sinjai Borong, Sinjai Tengah dan Tellulimpoe.
Untuk tahun ini pihaknya kembali membentuk 2 kampung iklim masing-masing berada di desa Tongke-Tongke Sinjai Timur dan Desa Barania Kecamatan Sinjai Barat. “Tim dari Kementerian sudah melakukan penilaian bulan lalu dilapangan, kita sisa menunggu hasilnya, mudah-mudahan kita bisa kembali meraih penghargaan, ” jelasnya.
Kedepan tambah Andi Sinar, pihaknya menargetkan mendapat penghargaan yang lebih tinggi dari apa yang diperoleh saat ini, yakni Kategori Lestari.
Terkait hal ini, Bupati Andi Seto Asapa (ASA) menuturkan bahwa Proklim menjadi upaya yang nyata dalam upaya pengurangan pemanasan global. Dengan keterlibatan masyarakat menjaga iklim, maka bumi akan semakin terjaga.
“Proklim ini memberikan dampak yang sangat luas untuk menjaga lingkungan kita menjadi lebih baik. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjaga lingkungan seperti melakukan penanaman pohon, tidak membuang sampah sembarangan dan kegiatan lain,” kata ASA.
Ia menghimbau agar desa-desa lainnya untuk membentuk Proklim dengan dukungan dan pembinaan semua pihak termasuk peran aktif masyarakat dalam melakukan aksi adaptasi dan mitigasi.(*)